Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, mengatakan,
penetapan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai tersangka
justru menjadi berkah bagi Presiden Joko Widodo. Menurut dia,
penunjukan Budi sebagai calon tunggal kepala Polri menunjukkan bahwa
ada orang-orang di sekitar Jokowi yang ingin menjebaknya.
"Dengan begitu, publik bisa melihat secara jelas bahwa ada
bandit-bandit di sekitar Jokowi yang ingin menyesatkan Jokowi," ujar
Boni melalui siaran pers, Selasa (13/1/2015).
Boni berharap, kesalahan dalam memilih calon kepala Polri bisa menjadi
pembelajaran bagi Jokowi untuk bertindak lebih tegas. Jokowi, kata
dia, harus berani menolak segala bentuk intervensi negatif dari
orang-orang di sekitarnya.
"Pelajaran ini mahal. Jokowi harus berani mengatakan 'tidak' kepada
orang-orang kuat di sekitarnya yang memberikan masukan keliru," kata
Boni.
Lebih jauh, Boni mengatakan, apa yang dilakukan Komisi Pemberantasan
Korupsi patut diapresiasi. Menurut dia, kedua institusi tersebut
menunjukkan komitmennya mendukung revolusi mental yang diusung oleh
pemerintahan Jokowi.
"Kita berharap, ke depan, Jokowi tetap bergandengan tangan dengan
lembaga-lembaga ini supaya bisa secara sama-sama memerangi segala
bentuk 'banditisme' dalam politik dan dalam sektor lain, seperti
ekonomi dan hukum," kata Boni.
KPK menetapkan Gunawan sebagai tersangka dengan dugaan terlibat
transaksi mencurigakan atau tidak wajar. Ketua KPK Abraham Samad
mengatakan, penyelidikan mengenai kasus yang menjerat Budi telah
dilakukan sejak Juli 2014.
"Berdasarkan penyelidikan yang cukup lama, KPK akhirnya menemukan
(tindak) pidana dan menemukan lebih dari dua alat bukti untuk
meningkatkan penyelidikan menjadi penyidikan," kata Abraham.
Budi menjadi tersangka dengan melanggar Pasal 12 huruf a atau b, Pasal
5 ayat 2, Pasal 11 atau 12 B Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi.
Penulis: Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
Sumber : Kompas.com
No comments:
Post a Comment